Jakarta,Sinarpagibaru.com-Mengingat akan pentingnya dampak perubahan iklim terhadap keberlangsungan dunia kerja, pimpinan serikat buruh melakukan gerakan dengan melakukan deklarasi nasional. Serikat buruh yang membangun aliansi ini mengatasnamakan Forum Komunikasi Gabungan Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Untuk Perubahan Iklim dan Transisi Energi yang Adil (FOR-JET SP/SB), di Hotel Horison Balairung, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (12/12/2024).
Adapun gabungan aliansi serikat pekerja/buruh ini diantaranya, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) AGN, KSPSI Pembaharuan, KSPSI Yoris Raweyai, Konfederasi Sarikat Buruh Muslim Indonesia (K Sarbumusi) dan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN). Deklarasi ini juga dihadiri Yassierli Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) perwakilan APINDO, KADIN, Paul Butar-Butar Kepala Just Transisi Energi Nasional, ILO Perwakilan Indonesia dan Timor Leste.
Sekadar tahu, tujuan deklarasi ini adalah sebuah sikap serikat pekerja/serikat buruh di Indonesia untuk menyikapi perubahan iklim yan terjadi di dunia sekarang ini. Pasalnya, dampak dari perubahan iklim telah membuat banyak buruh, baik di Indonesia dan negara lain terancam kehilangan pekerjaan. Karena itulah, tugas aliansi yang tergabung dalam FOR-JET SP/SB ini akan menjadi wadah perjuangan untuk melakukan kajian dan advokasi kepada buruh yang terdampak dari perubahan iklim.
Saat diwawancarai, Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI mengatakan deklarasi aliansi FOR-JET SP/SB tidak hanya sekadar deklarasi formalitas. Namun forum yang terbentuk ini akan berkomitmen untuk membentuk Komite Tripartit untuk Perubahan Iklim Dan Transisi Energi Yang Adil.
“Sebenarnya wacana membentuk forum FOR-JET SP/SB ini sudah digagas pada 2021, namun bisa direalisasikan sekarang ini,” ucap Elly.
Elly juga membeberkan bahwa jangan menganggap remeh dengan isu perubahan iklim dan transisi energi. Sebab, masalah tersebut sudah menjadi pembahasan global dan imbasnya sangat mempengaruhi pekerja di seluruh dunia. Masyarakat juga masih banyak yang belum sadar dan menyikapinya secara kritis. Pemerintah juga tidak begitu serius melakukan kampanye dan edukasi tentang dampak perubahan iklim dan sangat minim melibatkan perwakilan serikat pekerja/buruh.
“Serikat pekerja/serikat buruh tidak mau diam dalam masalah ini, kami harus berperan aktif dan bekerja sama dengan asosiasi pengusaha dan pemerintah untuk mencari solusi terbaiknya,” kata Elly.
Kemudian, kata Elly, dalam beberapa kesempatan, pertemuan dengan Presiden RI pun tidak selalu membuahkan kesepakatan di antara pimpinan serikat buruh. Berkat kesabaran dan kerja sama, akhirnya perwakilan konfederasi serikat pekerja/buruh berhasil menciptakan forum komunikasi ini dalam menyikapi isu perubahan iklim dan transisi energi.
Selain itu, Elly menyampaikan kalau nantinya aliansi FOR-JET SP/SB ini berhasil membentuk Komite Tripartit, ia meminta pemerintah memperhatikan dan memberikan bantuan dana khusus untuk meningkatkan kapasitas pekerja untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Dimana dana tersebut nantinya untuk membuat program pelatihan kepada buruh terkait dampak perubahan iklim dan transisi energy.
“Komite Tripartit yang akan dibentuk ini akan melibatkan pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh. Kami berharao semua pihak yang yang bergabung nanti mampu merumuskan kebijakan yang adil dan berkelanjutan untuk menghadapi perubahan iklim serta transisi energi yang tak terhindarkan,” tandasnya. (AH)
