Presiden Kolombia Kecam Media Yang Tutup Mulut Terhadap Genosida di Jalur Gaza

Presiden Kolombia Gustavo Petro (Photo: Ist)

Kolombia, Sinarpagibaru.com-Presiden Kolombia Gustavo Petro mengecam diamnya Israel atas perang Gaza. Ia menegaskan bahwa genosida sedang terjadi di Palestina dan korban yang meninggal masih terus bertambah.

“Siapa pun yang membela genosida ini atau tetap diam dalam menghadapinya telah menghancurkan kondisi kemanusiaan mereka sendiri,” kata Petro di akux X miliknya pada Minggu (23/24/2024)

Gustavo Petro mengungkapkan, sepertinya (menteri propaganda Nazi Joseph) Goebbels adalah orang yang mengarahkan komunikasi dunia sehingga puluhan ribu jurnalis dibungkam saat melihat rekan mereka terbunuh. Serta 20.000 bayi dicabik-cabik oleh bom.

Menurutnya penyerbuan tentara Israel terhadap kantor berita televisi Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki di Ramallah pada Minggu pagi, di mana mereka memerintahkan kantor tersebut ditutup selama 45 hari.

Komentar presiden itu muncul sehari setelah Utusan Khusus AS untuk Memantau dan Memerangi Anti-Semitisme, Deborah Lipstadt, mempertanyakan kritik Petro terhadap serangan militer Israel di Jalur Gaza.

Baca Juga :  Ismail Haniyeh Tewas, Hamas Akan Terus Melakukan Perlawanan Terhadap Israel

“Retorika Presiden Gustavo Petro yang terus berlanjut menormalkan anti-Semitisme. Kita tidak dapat menerimanya. Kita tidak dapat menoleransinya. Kita harus mengutuk narasi yang merugikan ini,” kata Lipstadt dalam sebuah pesan yang dipublikasikan di akun media sosial Kedutaan Besar AS di Bogota.

Petro menanggapi Lipstadt di akun X miliknya.

“Madam Ambassador, orang Palestina adalah orang Semit.. Membunuh anak-anak dengan menjatuhkan bom di Gaza dan tidak menentangnya adalah tindakan anti-Semit. Hal yang paling anti-Semit saat ini adalah mengulang pembantaian massal Hitler terhadap kemanusiaan dan khususnya terhadap orang-orang Palestina.

“Saya bukan anti-Semit. Jangan membingungkan dan menghormati. Saya bukan anti-Yahudi. Saya percaya pada kebebasan beragama, dan jika saya lahir di era itu, saya akan mengorbankan hidup saya dalam perlawanan bersenjata melawan Nazi. Namun, saya percaya pada kebebasan yang dihasilkan oleh hukum internasional, kebebasan yang dibangun setelah Hitler dikalahkan oleh Amerika dan Soviet serta oleh semua orang di dunia: kemanusiaan,” katanya.

Baca Juga :  Serangan Udara Israel ke Libanon Tewaskan 2 Jurnalis

Israel melancarkan kampanye militer yang merusak di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas, yang menewaskan 1.200 orang. Lebih dari 41.400 warga Palestina telah terbunuh, mayoritas dari 2,3 juta penduduk telah mengungsi, dan banyak yang kelaparan di tengah bencana kemanusiaan yang semakin memburuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *