Serangan Udara Israel ke Libanon Tewaskan 2 Jurnalis

Serangan udara Israel menargetkan wilayah selatan Lebanon pada 24 September 2024. (Photo:Kawnat Haju/AFP)

Libanon, Sinarpagibaru.com-Dua jurnalis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon selatan yang terjadi sejak 23 September 2024. Serangan udara tersebut sangat mengancam nyawa dan mematikan bagi warga sipil di negara tersebut sejak tahun 2006. Sebanyak 5 jurnalis tewas di Lebanon akibat pemboman Israel sejak dimulainya perang di Gaza, Palestina, pada 7 Oktober 2023.

Pada 24 September 2024, juru kamera Al Manar TV Kamel Karaki tewas dalam serangan udara Israel. Dimana serangan ini memang yang menargetkan kota Qantara di Lebanon Selatan. Karki dikenal telah bekerja selama dua puluh 5 tahun di Al Manar TV.

Kemudian, jurnalis bernama Hadi Al-Sayed juga dilaporkan oleh perusahaan tempatnya bekerja, Al Mayadeen Media Network, pada 24 September 2024. Menurut media tersebut, serangan udara Israel menghantam rumah jurnalis muda tersebut pada 23 September di kota Borj Rahhal, di Lebanon selatan. Dalam serangan udara tersebut ia terluka parah. Lalu dipindahkan ke rumah sakit di Sidon untuk dirawat karena luka serius yang dideritanya di kepala dan kemudian menjalani operasi. Namun, tidak ada yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawanya dan ia menjadi jurnalis keempat yang dibunuh oleh Israel di Lebanon sejak 7 Oktober.

Baca Juga :  Joe Bidan Umumkan Mundur Sebagai Capres AS 2024

Presiden Serikat Jurnalis Lebanon Joseph Al-Qasif menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya jurnalis Al Mayadeen Hadi Al-Sayed. Dia juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga, sahabat, dan kolega tercintanya di Al Mayadeen. Dia mengutuk agresi brutal Israel yang telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

“Saya sangat mengutuk serangan ini, sehingga jurnalis dan pekerja media menjadi korban pembantaian yang sedang berlangsung. Kami menuntut pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah yang sedang berlangsung,” ujarnya.

Baca Juga :  Masyarakat Dunia Masih Dibawah Ancaman Krisis Pangan

Sementara itu, Sekretaris Jenderal IFJ Anthony Bellanger mengatakan jumlah jurnalis yang terbunuh dalam konflik ini sungguh tidak masuk akal. Baik dibunuh dengan sengaja, atau sebagai korban tambahan.

“Hal ini merupakan bentuk pengabaian yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, dan khususnya komunitas jurnalistik. Kekebalan hukum terhadap Israel tidak dapat dilanjutkan dan para pelaku kejahatan terhadap jurnalis harus diadili dan dihukum di pengadilan pidana internasional,” tandasnya. (AH/ifj.org)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *