Jurnalis Yang Tewas Akibat Serangan Bom Israel di Lebanon Semakin Bertambah

Serangan bom Israel ke Lebanon (Photo: Ist)

Internasional, Sinarpagibaru.com-Laporan International Federation Journalists (IFJ) dari laman resminya, melaporkan ada 5 jurnalis yang tewas di Lebanon Selatan akibat serangan bom Israel sejak terjadi perang di Gaza, Palestina, pada Oktober 2023. Kabar terakhir, seorang pekerja media ke 6 dinyatakan meninggal akibat serangan jantung setelah kru media diserang saat bertugas di dekat kota Sidon di daerah Selatan.

Sindikat Jurnalis Lebanon (LJS) afiliasi IFJ mengutuk keras pembunuhan terhadap jurnalis di Lebanon. Serta menyerukan kepada lembaga internasional untuk segera melakukan penyelidikan atas nama kemanusiaan. IFJ juga menegaskan, bahwa impunitas terhadap Israel tidak dapat dilanjutkan. Pemerintah Israel harus bertanggung jawab atas pembantaian jurnalis harus serta diadili dan dihukum di hadapan Mahkamah Kriminal Internasional.

Pada 25 Oktober, serangan udara Israel menewaskan 3 jurnaalis yang sedang tidur di sebuah kompleks di Hasbaiyaa, Lebanon Selatan. Al Mayadeen Media Network berduka atas kematian dua pekerja media, juru kamera  Ghassan Najjar  dan teknisi siaran  Mohammad Reda , yang berada di Lebanon Selatan untuk meliput perang tersebut.

Seorang jurnalis ketiga, Wissam Qassim adalah seorang operator kamera untuk Al Manar TV, tewas dalam serangan udara yang sama. Menurut Associated Press, di luar gedung yang sekarang runtuh dan disewa oleh berbagai outlet media, mobil-mobil bertanda ‘PRESS’ tertutup debu dan puing-puing.

Pada 8 Oktober, pengemudi dan kolaborator lama lembaga penyiaran publik Italia RAI Ahmad Akil Hamzeh meninggal karena serangan jantung. Setelah kru media Tg3 diserang di dekat Sidon, di Lebanon Selatan. Pertama, seorang pria bersenjata dan kemudian sekelompok orang menyerang sekelompok jurnalis saat mereka sedang merekam di kota Jiyeh. Koresponden Italia Lucia Goracci melaporkan kejadian tersebut dalam berita. Kematian Ahmad Akil Hamzeh didokumentasikan dalam Daftar Korban Tewas IFJ sebagai pembunuhan yang tidak disengaja.

Baca Juga :  Kunjungan Apostolik Berakhir, Menag Ungkap Tiga Pesan Paus Fransiskus

Pada 24 September, juru kamera Al Manar TV Kamel Karaki  tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan kota Qantara di Lebanon Selatan. Karki telah bekerja selama 25 tahun di saluran tersebut.  Pada tanggal yang sama, Al Mayadeen Media Network juga melaporkan terbunuhnya jurnalis Hadi Al-Sayed. Menurut kronologi, serangan udara Israel menghantam rumah jurnalis muda tersebut pada 23 September di kota Borj Rahhal, di Lebanon selatan. Ia dipindahkan ke rumah sakit di Sidon untuk dirawat karena luka serius yang dideritanya di kepala dan kemudian menjalani operasi.

Pada 21 November 2023, reporter Farah Omar dan juru kamera Rabih Me’mari , yang bekerja untuk saluran Lebanon Al Mayadeen TV, tewas dalam serangan Israel di kota Tayr Harfa, di Lebanon Selatan, Al Mayadeen TV melaporkan pada siang hari. Para jurnalis melakukan siaran langsung terakhir mereka di dekat perbatasan Lebanon-Israel pada pagi hari.

Pada 13 Oktober 2023, jurnalis video Reuters Issam Abdallah  tewas akibat serangan Israel di Lebanon selatan, saat memberikan sinyal video untuk penyiar. Enam jurnalis lainnya, termasuk dari Al Jazeera, Agence France-Presse, dan Reuters, terluka dalam insiden yang sama di dekat kota Alma al-Shaab, dekat perbatasan Israel.

Baca Juga :  Jurnalis Bakr al-Kassem Akhirnya Dibebaskan dari Pihak Otoritas Turki

Presiden Serikat Jurnalis Lebanon Joseph Al-Qasif mengatakan pihaknya berduka atas meninggalnya rekan-rekan jurnalis di wilayah konflik perang Lebanon. Dan ia menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga, sahabat, dan rekan-rekan tercinta mereka.

“Kami mengutuk agresi brutal Israel yang telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi, dan menyesalkan bahwa jurnalis dan pekerja media juga ikut menjadi korban pembantaian yang sedang berlangsung,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal IFJ Anthony Bellanger mengatakan jumlah jurnalis yang terbunuh dalam konflik ini sungguh tidak masuk akal. Baik dibunuh dengan sengaja, atau sebagai korban tambahan. Ia menilai hal ini merupakan bentuk pengabaian yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, dan khususnya komunitas jurnalistik.

“Kekebalan hukum terhadap Israel tidak dapat dilanjutkan dan para pelaku kejahatan terhadap jurnalis harus diadili dan dihukum di pengadilan pidana internasional,” tandasnya. (Andreas Hutagalung)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *