Presiden ACV BIE: FKUI KSBSI Harus Mampu Menjadi Serikat Buruh Yang Berkompetisi

Patrick Vandengerghe Presiden ACV BIE Belgia dalam kata sambutan di Kongres ke-VIII FKUI KSBSI (Photo: AH)

Bogor, Sinarpagibaru.com-Federasi Kebangkitan Buruh Indonesia (FKUI) Afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FKUI-KSBSI) resmi menggelar agenda Kongres ke-VIII resmi dibuka. Acara kongres tersebut diadakan di M One Hotel, Kabupaten Bogor Jawa Barat, dari tanggal 28 sampai 30 Oktober 2024, dengan mengangkat tema  “Menjadi Serikat Buruh Yang Mandiri, Kuat dan Militan”.

Pembukaan kongres dihadiri delegasi Dewan Pengurus Cabang (DPC) FKUI KSBSI dari berbagai daerah, kemudian perwakilan Dewan Pengurus Pusat (DPP) federasi afiliasi KSBSI, Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI. Serta tamu internasional, Patrick Vandengerghe Presiden ACV BIE, Jan Franco Sekretaris Jenderal (Sekjen) ACV BIE dari Belgia.

Dalam kata sambutannya, Patrick Vandengerghe mengatakan dirinya yang mewakili ACV Kontruksi, Industri dan Energi, sangat senang bisa menghadiri undangan Kongres FKUI KSBSI ke-VIII.  Dia menilai, tema dalam agenda kongres ini sangat relevan dengan perkembangan dunia saat ini. Pasalnya, di seluruh dunia sekarang ini, pekerja menghadapi tantangan besar globalisasi, digitalisasi, perubahan iklim, dan perubahan dinamika ekonomi.

“Serikat pekerja harus tetap waspada dan proaktif untuk melindungi hak, kesejahteraan, dan martabat pekerja dalam menghadapi perubahan realitas ini,” ucapnya.

Selama bertahun-tahun, ACV BIE dan FKUI KSBSI telah berkolaborasi dalam berbagai inisiatif, termasuk upaya terbaru kami sejak tahun 2020 untuk fokus pada kesehatan dan keselamatan di industri semen. Meskipun perubahan nyata dan transformatif sulit dicapai, kerja sama, ACV BIE menyoroti pentingnya solidaritas internasional dan tanggung jawab bersama.

Baca Juga :  Kementerian ATR/BPN Raih Penghargaan dari Kementerian PANRB

“Hal ini merupakan pengingat bahwa tidak ada negara atau serikat pekerja yang beroperasi secara terpisah, apa yang terjadi di satu belahan dunia berdampak pada kita semua. Terlebih lagi, kekuatan serikat kita terletak pada anggotanya,” jelasnya.

Patrick menegaskan bahwa sangat penting serikat buruh untuk menjalankan kewajiban membayar iuran anggota. Karena iuran untuk menjamin kemandirian finansial dalam menjalankan organisasi serikat buruh secara profesional. Kemudian, basis keanggotaan yang kuat juga akan meningkatkan kapasitas untuk mengadvokasi hak-hak pekerja secara efektif.

“Kita harus memastikan bahwa serikat pekerja kita harus sangat terhubung dengan keanggotaan, dengan pendekatan yang militan namun bertanggung jawab untuk melindungi pekerja di setiap industri. Basis keanggotaan yang mandiri sangat penting untuk mencapai tujuan,” pungkasnya.

Dia juga menjelaskan, baik di Belgia, Indonesia, atau di belahan dunia lainnya, serikat pekerja harus tetap berada di garis depan dalam memperjuangkan hak-hak pekerja. Serta mampu bersikap kritis untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik, upah yang adil, dan lapangan kerja yang berkelanjutan untuk semuanya. ACV BIE juga berpesan serikat pekerja harus bertindak secara lokal namun berpikir secara global. Karena semuanya saling terhubung oleh tantangan yang dihadapi ketenagakerjaan saat ini.

Baca Juga :  Lepas Jutaan Peserta Jalan Santai, Gus Yahya: Jihad Santri Jayakan Negeri

“Ketika industri menjadi lebih terglobalisasi dan rantai pasokan menjadi lebih terintegrasi, pentingnya solidaritas internasional menjadi semakin penting. Serikat pekerja di seluruh dunia harus bersatu dalam tujuan bersama untuk memastikan tidak ada pekerja, di negara mana pun, yang tertinggal,” terangnya.

Patrick berharap Kongres ke-VIII FKUI KSBSI bisa menggagas serikat buruh yang lebih kompetitif, mandiri, dan tangguh. “Saya yakin FKUI KSBSI akan terus memimpin di Indonesia dan memberikan inspirasi bagi negara-negara lain,” tandasnya. (Andreas Hutagalung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *