Jakarta, Sinarpagibaru.com– Gala Premiere Film Mariara Perjamuan Maut, yang digelar di bioskop XXI Plaza Senayan Jakarta, Sabtu (23/11/2024), berjalan suskes dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat luas. Film Mariara Perjamuan Maut ini juga merupakan sejarah pertama film bioskop, hasil karya anak-anak muda dari Manado Sulawesi Utara yang mengangkat cerita budaya kearifan lokal.
Pemutaran film Mariara ini digelar dengan 2 show. Pertama dimulai pukul 19.00-20.30 dan kedua pukul 21.00-22.30 WIB. Dihadiri Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan, pengusaha sekaligus pakar marketing dunia Hermawan Kartajaya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) Angelica Tengker, dosen seni sekaligus pengamat Prof. Tommy Awuy, sejumlah tokoh masyarakat Kawanua, kalangan pers, kerabat dan keluarga kru film dan undangan.
Gala Premiere ini juga sekaligus launching perdana Mariara Perjamuan Maut, sebelum diputar serentak yang dimulai 27 November 2024, di XXI di sejumlah kota di Indonesia. Sebelum pemutaran film, acara diawali sambutan Wamenaker Immanuel Ebenezer Gerungan, Producer Eksekutif Michael Umbas, Producer Merdy Rumintjap, dan Sutradara film Mariara Veldy Reynold.
Dalam kata sambutannya, Immanuel Ebenezer menyatakan bangga dengan karya film Mariara, yang mendapat tempat tampil di nasional, terutama di XXI di Plaza Senayan, sebagai salah satu cinema favorit warga Ibukota.
“Ini harus ditonton, apalagi yang merasa orang Manado yang berada di Jakarta, wajib mendukung dan menyambut film ini, yang menceritakan kehidupan gereja dan budaya serta adat lokal Minahasa,” ucap Ebenezer.
Ebenezer mengajak warga Kawanua mensuport penuh, karena ada karya film daerah yang diproduksi di Manado, Minahasa, yang kualitasnya tak kalah dengan film nasional lainnya.
Film Mariara adalah film dengan genre horror thriller, yang mengambil latar belakang budaya Minahasa yang sarat dengan kekristenan. Film ini menawarkan tontonan yang berbeda dari biasanya, karena para pemain menggunakan dialog bahasa melayu Manado, namun subtitle nya adalah bahasa Indonesia. Mariara digarap apik dengan tempo yang normal berdurasi 1 jam, 37 menit.
Usai Gala Premiere, pakar marketing Herman Kertajaya yang turut menyaksikan film tersebut memberikan apresiasinya terutama dalam penonjolan yang kental dengan budaya serta adat yang melekat dan dimiliki masyarakat Minahasa.
“Terimakasih buat Sutradara Pak Veldy Reynold Umbas, yang sudah berkarya baik, semoga Pak Veldy bisa melanjutkan dengan karya-karya yang lain dan ide cerita yang berbeda. Dan kami sudah mendengar sudah ada bocoran untuk judul film selanjutnya, yang tentunya akan ditunggu tanggal mainnya,” ungkap Hermawan.
Produser Eksekutif Michael Umbas menambahkan, ini merupakan kerja keras manajemen dan Gorango Pictures dan didukung berbagai pihak, sehingga hal itu menjadi penyemangat bagi karya-karya berikutnya.
Produser Merdy Rumintjap bercerita film Mariara bisa ditayang di XXI, berkat doa dan dukungan warga Sulawesi Utara dan masyarakat pecinta film di Indonesia. Juga story telling film Mariara, menurut sutradara Veldy Reynold digarap menggunakan struktur multiplot, yang memancing logika berpikir penonton. Meski demikian penyajiannya sederhana dengan perpindahan scene yang cepat.
Veldy menambahkan, sinopsis film ini bercerita tentang konflik sosial, ekonomi dan religius. Berlatar kejadian true story di Minahasa tahun 1990an tentang bayi-bayi yang hilang. Karena itu, film ini sangat menarik untuk jadi tontonan pasca mencoblos di TPS pada Pilkada serentak nanti.
“Pada tanggal 27 nanti, usai memilih ayo kita relaksasi pikiran, kendorkan tensi politik kita dengan nonton film Mariara di Bioskop, film yang menegangkan, menghibur dan banyak pesan moral,”kata Veldy.(AH/red)