Jakarta, Sinarpagibaru-Hari ini, pemerintah mengadakan Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, pada Senin, 2 Juni 2025. Momen peringatan hari nasional ini  tersebut langsung dipimpin Presiden RI, Prabowo Subianto, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, pada Senin, 2 Juni 2025.

Berdasarkan pantauan, ada yang terlihat istimewa saat memperingati Hari Lahir Pancasila 2025. Pasalnya, pejabat dan mantan pejabat negara yang hadir, diantaranya terlihat Gibran Rakabuming Raka sempat bersalaman dengan Megawati Sukarno Putri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan mantan Presiden ke 4 RI.

Gibran Rakabuming Raka adalah anak pertama dari mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Dan sudah lebih 2 tahun ini, hubungan politik Megawati dengan Jokowi masih memanas. Sebab, PDIP mengaggap Jokowi telah berkhianat terhadap PDIP. Karena memaksa anaknya maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres) 2024, dan berpasangan dengan calon presiden (Capres) Prabowo Subianto.

Alasan kekecewaan PDIP dengan Jokowi juga karena mantan Walikota Solo tersebut memaksakan Gibran Rakabuming Raka, melalui intervensi di Makamah Konstitusi (MK), dengan memuluskan syarat umur Cawapres. Padahal, PDIP pada Pemilu 2024, sudah merekomendasikan Ganjar Pranowo-Mahmud MD sebagai Capres dan Cawapres 2024.

Usai Pemilu dan Pilpres, akhirnya, tepatnya pada Desember 2024, Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP resmi membuat pengumuman pemecatan kepada puluhan kadernya. Diantaranya, Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan menantu Joko Widodo Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution. Dampak dari pemecatan ini, hubungan politik antara keluarga Jokowi, pendukungnya kepada PDIP masih belum harmonis.

Said Abdullah Ketua DPP PDIP dalam siaran pers kepada awak media, mengatakan momen pertemuan pejabat negara dan mantan pejabat negara saat peringatan Hari Lahir Pancasila merupakan wujud kenegarawanan. Dia mengatakan, kalau pun Megawati Sukarno Putri bertemu Gibran Rakabuming Raka, hal itu memang lumrah.

“Namun saya menekankan bahwa hubungan persahabatan Ibu Mega dan Pak Prabowo sudah terjalin baik dan lama. Hubungan mereka sangat baik dalam politik, apalagi urusan ideologi Pancasila,” ucapnya.

Kemudian, Said juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto, terkait kunjungannya ke kediaman Megawati Sukarno Putri, pada 9 April 2025 lalu, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Ia menilai, kunjungan silaturahmi yang dilakukan Prabowo Subianto merupakan langkah yang positif dalam  menciptakan stabilitas politik di Indonesia.

“Para tokoh politik terdahulu juga sering terjadi perbedaan politik. Tapi mereka tetap menjalin silaturahmi dan saling menunjuk untuk menjadi imam salat. Hal ini terbukti saat Buya Hamka menjadi imam shalat jenazah Presiden Soekarno. Padahal, hubungan mereka berdua cukup keras dalam soal politik,” ungkap Said.

Kata Said, Megawati Sukarno Putri juga menyambut baik gagasan dan pikiran Presiden Prabowo dalam peringatan Hari lahir Pancasila 2025. Apalagi, PDI-P memiliki tradisi Bulan Bung Karno yang diperingati setiap Juni. Tradisi ini merujuk pada tiga momen penting, pidato pertama Bung Karno tentang Pancasila pada 1 Juni 1945, hari kelahirannya pada 6 Juni 1901, dan hari wafatnya pada 21 Juni 1970.

“Bagi PDI-P, Juni adalah bulan yang spesial, bulan yang (sarat) sejarah karena menjadi momen lahirnya ideologi bangsa dan sosok pemimpin besar negeri ini,” tandasnya. (AH)