Sinarpagibaru.com – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Depok tahun 2023 telah usai, begitu juga di SMAN 3. Tetapi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Pantau Indonesia temukan Ketidakwajaran jumlah siswa didik baru di SMAN 3 Depok.
Sekretaris LSM Rumah Pantau, Fiqih NS menjelaskan bahwa penerimaan siswa didik baru seharusnya sudah tutup. Tetapi saat menyidak langsung ke SMAN 3 Depok, dirinya mendapati masih adanya orang tua siswa yang mendaftar ulang ke sekolah tersebut.
“Laporan resmi SMAN 3 Depok, siswa kelas X berjumlah 355 orang. Informasi yang kami dapat, di SMAN 3 ada 12 rombel, kalau 36 x 12 rombel berarti ada 432 siswa yang diterima SMAN 3. Ini kan berarti ada kebohongan publik,” ujar Fiqih NS usai menyambangi SMAN3 Depok, Senin (24/07/2023).
Kecurigaan terhadap ketidakwajaran jumlah siswa, semakin bertambah dengan adanya ucapan dari seorang petugas keamanan sekolah yang menyebutkan bahwa panitia PPDB telah dibubarkan. Fiqih NS menyarankan seharusnya aparat Inspektorat provinsi dan Direktorat Kementerian Pendidikan juga Ombudsman RI harus turut mengecek ke SMAN 3 yang ada kejanggalan mengenai informasi penerimaan siswa baru di SMAN 3 kota Depok.
“Saat hendak masuk pintu sekolah saja, petugas keamanan sekolah sudah bilang bahwa panitia PPDB telah bubar. Ini kan jelas pasti ada yang mengarahkan petugas tersebut. Hal ini yang menambah kecurigaan kami bahwa siswa didik baru di SMAN 3 Depok jumlahnya lebih dari 355 siswa,” tegasnya.
Saat diruang tata usaha, dirinya juga menemui orang tua siswa yang hendak daftar ulang. Tetapi pihak tata usaha menyarankan untuk menghubungi pihak yang membawa siswa daftar ke sekolah tersebut.
“Tadi saja masih ada orang tua siswa yang menanyakan kepastian anaknya untuk sekolah. Tapi pihak TU dijawab silahkan hubungi pihak yang mendaftarkan anaknya. Pendaftaran sudah tutup,” tambahnya.
Dirinya menilai, pihak sekolah tidak koperatif saat dimintai kejelasan atas temuan ketidakwajaran jumlah siswa. Bahkan pihaknya merasa tidak nyaman saat ingin keluar sekolah ternyata banyak oknum aparat penegak hukum yang berjaga di pos jaga sekolah.
“Kedatangan kita hanya konfirmasi jumlah siswa baru, bukan demo. Kenapa banyak APH di sini (SMAN 3), kita hanya konfirmasi bukan demo,” pungkasnya. (Yusuf)