Benjamin Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel, Ada Dampaknya!

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. (Foto: infobanknews)

KYIV, Sinarpagibaru.com – PM Benjamin Netanyahu membubarkan Kabinet Perang Israel menyusul pengunduran diri pemimpin sentris Benny Gantz pada awal bulan ini.

Juru bicara Kantor PM Israel, David Mencer, pada Senin (17/6/2024) menjelaskan alasan Netanyahu membubarkan Kabinet Perang Israel.

Di hadapan para awak media, ia menerangkan, bahwa Kabinet Perang Israel adalah “prasyarat” bagi mantan Panglima Angkatan Darat dan Menteri Pertahanan Gantz untuk bergabung dengan pemerintahan persatuan.

“Jadi dengan keluarnya Gantz dari pemerintahan, maka kabinet tidak diperlukan lagi,” jelasnya dikutip dari AFP.

Sebagai dampaknya, kata Mencer, tugas-tugas Kabinet Perang dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza akan diambil alih oleh Kabinet Keamanan, sebuah badan yang sudah ada sebelumnya.

Media Israel mengatakan bahwa langkah yang diperkirakan tidak akan memicu pergeseran kebijakan besar tersebut dimaksudkan untuk melawan tekanan dari para politisi sayap kanan yang menginginkan suara yang lebih besar dalam pengambilan keputusan.

Baca Juga :  553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah, Kemenag: Sesuai Jadwal

Kabinet Perang Israel dibentuk setelah Gantz meninggalkan partai oposisi dan bergabung dengan pemerintahan Netanyahu usai serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Anggota lain dari partai Gantz, yang juga merupakan mantan kepala militer, Gadi Eisenkot, juga setuju untuk bergabung dengan pemerintah dengan syarat bahwa Kabinet Perang harus dibentuk, menurut para pejabat Israel.

Eisenkot keluar dari kabinet perang bersama dengan Gantz. “Ini berarti bahwa kabinet keamanan akan bertemu lebih sering. Kabinet Keamanan adalah badan yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan (terkait perang),” kata seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi, dan Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer, yang merupakan bagian dari Kabinet Perang, juga duduk di kabinet keamanan -yang meratifikasi keputusan-keputusan terkait perang, termasuk gencatan senjata dan negosiasi pembebasan sandera.

Gantz mengumumkan pengunduran dirinya pada 9 Juni setelah gagal membuat Netanyahu menyetujui rencana pascaperang untuk Gaza.

Baca Juga :  Kemarahan Buruh Israel Yang Melumpuhkan Negara

Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu membubarkan kabinet perang untuk menghindari keterlibatan anggota koalisi sayap kanan dalam forum yang sensitif tersebut, karena khawatir akan merusak hubungan dengan sekutu-sekutu Barat seperti Amerika Serikat.

Mencer menolak menjawab ketika ditanya apakah keputusan Netanyahu ini bertujuan untuk menolak mitra-mitra sayap kanannya dan memperketat cengkeramannya dalam pengambilan keputusan.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang merupakan anggota kabinet keamanan dan menentang gencatan senjata sebelum Hamas “dilenyapkan”, telah menekan Netanyahu untuk menambahkan mereka ke dalam kabinet perang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *