Kemarahan Buruh Israel Yang Melumpuhkan Negara

Serikat buruh Histadrut di Negara Israel turun ke jalan melakukan aksi demo (Photo: Ist)

Israel, Sinarpagibaru.com-Serikat buruh Histadrut di Negara Israel turun ke jalan melakukan aksi demo dengan menyerukan mogok massal Sabtu (1/9/2024). Aksi unjuk rasa ini menentang kebijakan ekonomi yang dianggap gagal dibawah pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pasalnya, kebijakan tersebut sangat  mengancam kualitas layanan publik. Serta berdampak signifikan terhadap perekonomian pekerja.

Histadrut juga menyerukan pemilihan umum baru dan mengakhiri perang Israel-Palestina di jalur Gaza serta pembebasan semua sandera. Latar belakang aksi mogok tersebut karena ditemukannya 6 sandera yang diculik selama pembantaian 7 Oktober. Para sandera yang ditemukan tewas ini ditemukan di terowongan Gaza pada Sabtu (31/8). Kemudian, diperkirakan masih ada sekitar 100 orang masih disandera di Gaza.

Luc Triangle Sekretaris Jenderal International Trade Union Confederation (ITUC) atau Konfederasi Serikat Buruh Internasional mengatakan sepenuhnya mendukung aksi mogok massal yang dilakukan Histadrut. Dia mengatakan, masalah yang terjadi Israel harus diselesaikan melalui dialog dan negoisasi. Pemerintahan Netanyahu juga harus mendengarkan Histadrut dan rakyat pekerja Israel yang menuntut pemilu baru.

Baca Juga :  20 WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar Telah Dibebaskan

Karena itu, kata Luc Triangle Perdana Menteri Benjamin Netanyahu harus menampilkan dirinya di hadapan rakyat Israel. Agar dapat dimintai pertanggungjawaban atas kebijakannya. Kemudian, bersamaan dengan pembebasan para sandera, perundingan saat ini harus mencakup gencatan senjata segera di wilayah tersebut. Serta melakukan pemulangan semua pekerja yang terperangkap dalam konflik dengan selamat. Dan menambah bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.

ITUC juga mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu harus segera mengakhiri perang secara permanen seiring dengan rencana rekonstruksi dan pemulihan Gaza. Penerapan solusi dua negara dengan jaminan keamanan dan tanggung jawab kedua belah pihak. Karena perdamaian yang berkelanjutan hanya dapat didasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia, keamanan bersama, rasa hormat, kebebasan, dan demokrasi.

“Siklus kekerasan hanya memberdayakan ekstremis di kedua sisi; hal ini harus diakhiri dan harus digantikan dengan dialog yang didasarkan pada persamaan hak, martabat, dan rasa hormat terhadap orang Israel dan Palestina. Agresi harus digantikan dengan keadilan dan keamanan bersama sesuai dengan hukum internasional,” ucapnya.

Baca Juga :  Menteri LH Republik Kongo Kagum dengan Aksi-Aksi Iklim Indonesia

Aksi mogok massalyang mendapat ratusan ribu simpati rakyat Israel ini sempat mengganggu fasilitas publik. Seperti Bank dan perkantoran, pusat perbelanjaan pun sempat tutup. Termasuk Maskapai penerbangan di bandara internasional utama Israel Ben-Gurion menghentikan penerbangan keluar antara pukul 08.00 dan 10.00 waktu setempat. (AH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *