Bogor, Sinarpagibaru.com-Kongres Nasional ke-VIII Federasi Kebangkitan Buruh Indonesia (FKUI) Afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FKUI-KSBSI) akhirnya resmi dilaksanakan. Kongres tersebut mengangkat tema “Menjadi Serikat Buruh Yang Mandiri, Kuat dan Militan”. Diadakan M One Hotel, Kabupaten Bogor Jawa Barat, dari tanggal 28 sampai 30 Oktober2024.
Rasmina Pakpahan ketua panitia kongres menyampaikan terima kasih kepada atas kehadiran peserta delegasi dari Dewan Pengurus Cabang (DPC) FKUI KSBSI, Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI, Dewan Pengurus Pusat (DPP) federasi afiliasi KSBSI, Patrick Vandengerghe Presiden ACV BIE, Jan Franco Sekretaris Jenderal (Sekjen) ACV BIE Belgia, Mudhofir Khamid mantan Presiden KSBSI, Bismo koordinator WSM Asia.
“Kongres FKUI KSBSI adalah pesta demokrasi serikat buruh kita. Semoga kita bisa memilih pemimpin yang berkualitas dan memiliki integritas. Serta menjalankan AD/ART organiasi untuk memperjuangkan hak buruh,” ucapnya.
Marihot Nainggolan Ketua Umum DPP FKUI KSBSI agenda kongres sebuah amanah dari AD/ART organisasi. Dia menegasakan, kongres yang digelar ini bukan sekadar seremoni. Melainkan, semua delegasi kongres harus bisa merumuskan persoalan isu-isu perburuhan dari tingkat lokal sampai nasional. Serta menyikapi isu global, terkait dampak perubahan iklim dalam dunia ketenagakerjaan.
“Tugas kita sebagai pengurus bukan menjadi penonton. Dalam agenda kongres ini, saya berharap kita semua bisa melahirkan inovasi baru untuk kemajuan FKUI KSBSI. Supaya menjadi serikat buruh yang mandiri, kuat dan militan,” tegasnya.
Kata sambutan Sekjen KSBSI Dedi Hardianto mengatakan bahwa kemandirian serikat buruh itu kucncinya harus mampu menjadikan seluruh anggotanya menjadi militan dan terdidik. Dia berharap FKUI KSBSI menjadi salah satu federasi afiliasi KSBSI yang terbaik. Karena salah satu federasi yang rutin membayar iuran di KSBSI serta aktif dalam berbagai even KSBSI.
Sementara itu, Dedi Hardianto Sekretaris Jenderal (Sekjen) KSBSI dalam kata sambutannya, berharap agar FKUI KSBSI menjadi garda terdepan sebagai serikat buruh yang membela kepentingan buruh. Menurutnya, FKUI KSBSI salah satu federasi KSBSI yang rutin membayar iuran. Serta aktif menyikapi secara kritis berbagai isu ketenagakerjaan. Seperti Omnibus law UU Cipta Kerja kluster Ketenagakerjaan dan kebijakan UU Tapera yang memotong upah buruh sebesar 2,5 persen.
“Semoga Kongres ke-VIII FKUI KSBSI bisa melahirkan pemimpin yang berkualitas dan diputuskan secara kekeluargan tanpa perpecahan. Perbedaan itu pasti ada dan wajar dalam pesta demokrasi. Tapi saya berharap tugas utama FKUI KSBSI kedepannya adalah bagaimana merawat organisasi secara kekeluargaan itu yang paling utama,” jelasnya.
Dedi juga meminta agar FKUI KSBSI fokus melahirkan regenerasi kepemimpinan muda untuk menjalankan roda organisasi. “Saya berharap kader-kader muda juga sebaiknya dimasukan dalam struktur organisasi. Agar FKUI KSBSI menjadi serikat buruh yang modern dan mampu membaca perkembangan zaman,” tandasnya.
Panitia kongres juga memberikan penghargaan kepada DPC FKUI KSBSI yang dinilai berprestasi dan memajukan organisasi. Diantaranya kepada terbaik pertama DPC FKUI Kabupaten Berau, terbaik kedua DPC FKUI KSBSI Kampar, terbaik ketiga DPC FKUI KSBSI Kabupaten Bogor dan ternaik keempat DPC FKUI Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai. (Andreas Hutagalung)
Tinggalkan Balasan