Jakarta,Sinarpagibaru.com-Abdullah Azwar Anas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) kembali sukses menghasilkan karya buku yang berjudul “Anti Mainstream Bureaucracy”. Launching buku yang mengulas tentang reformasi birokrasi di Indonesia ini diadakan di Aula Birawa Hotel Bidakara Pancoran Jakarta Selatan, Kamis (10/20/2024).
Mantan Bupati Banyuwangi Jawa Timur ini mengatakan buku Anti Mainstream Bureaucracy merupakan buku tentang gagasan, bagaimana negara Indonesia mempercepat reformasi birokrasi secara cepat dalam perkembangan digital sekarang ini. Dia menceritakan, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), indeks government di dunia internasional, dalam 2 tahun naik secara signifikan. Sekarang berada di peringkat 64 dari 193 diantara anggota negara-negara yang tergabung dalam PBB.
“Keberhasilan indeks government dalam tata pelayanan birokrasi yang profesional dan transparan ini bukan semata keberhasilan KemenPAN RB. Tapi kesuksesan ini berkat kerja keras dan kerja sama semua kementerian dan lembaga negara,” ucap Azwar Anas dalam acara bedah buku yang dia tulis.
Azwar Anas juga menegaskan, ketika dia diminta Presiden Jokowi untuk mengambil jabatan MenPAN RB, dia langsung menempatkan dirinya bukan menteri “pemain pengganti”. Namun dia berinisiatif menjadi menteri yang harus bisa menerjemahakan visi dan misi presiden. Ketika dia baru dilantik, pada 2022 lalu menggantikan Almarhum Tjahjo Kumolo, dia langsung bekerja keras dan melakukan orkestrasi untuk mewujudkan pelayanan birokrasi yang berdampak baik untuk masyarakat Indonesia.
“Persoalan birokrasi, baik di eksekutif dan legislatif selama ini memang selalu ada keterbatasan kewenangan. Sering terjadi tumpang tindih kewenangan dan kekurangan anggaran serta keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Jadi tugas saya sebagai MenPAN RB harus menyelesaikan masalah ini dengan cara mengajak kerja sama di semua lintas kementerian dan lembaga negara,” jelasnya.
Selain itu, Azwar Anas menyampaikan selama dia menjabat Menpan RB membuat slogan menggerakkan birokrasi yang berdampak. Dan melakukan perombakan birokrasi di Lembaga Administrasi Negara (LAN), dengan merubah materi pendidikan kilat (Diklat). Lalu memangkas anggaran negara yang dianggap pemborosan, kemudian dana tersebut dialihkan ke program pengentasan kemiskinan dan infrastruktur.
“Dalam buku Anti Mainstream Bureaucracy, saya menjelaskan bahwa birokrasi pemerintahan itu seperti mesin turbin kapal yang memiliki fungsi kecepatan dan akselerasi. Kalau turbin semakin kencang berputar, maka kapal akan mengalami kecepatan yang tinggi,” terangnya.
Selain itu, keberhasilan KemenPAN RB melakukan tranformasi digital dengan membuat sistem pemerintahan berbasis elektronik lewat program INA Digital, karena tidak jauh dari peran dan arahan Presiden Jokowi. Program INA Digital ini juga didukung Tony Blair mantan Perdana Menteri Inggris dan langsung menjumpai Presiden Jokowi di istana merdeka.
Kata Azwar Anas, atas arahan Presiden Jokowi, sekarang ini di semua birokrasi tidak boleh lagi membuat aplikasi baru, selain INA Digital. Karena tujuan program INA Digital adalah untuk penyelenggara keterpaduan ekosistem layanan digital pemerintah sesuai mandat Perpres No. 82 Tahun 2023.
Sementara itu, Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sangat mengapresiasi atas terbitnya buku Anti Mainstream Bureaucracy. Dia mengatakan, mengenal Abdullah Azwar Anas karena pernah diberikan penghargaan oleh pemerintah sebagai bupati terbaik di Indonesia.
Setelah dilantik menjadi Menpan RB, Luhut menjelaskan dia pernah bekerja sama secara intens dalam kemudian ikut terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19. Menurutnya, Azwar Anas adalah sosok menteri yang mampu bekerja keras, karena ia sukses merumuskan kebijakan dalam peraturan, tentang bagaimana bupati dan walikota untuk mematuhi dan terlibat menangani Covid-19.
Selain itu, Luhut juga mengapresiasi kinerja Azwar Anas, karena mampu mengumpulkan 400 putra-putri terbaik Indonesia untuk pulang ke Indonesia untuk mewujudkan program INA Digital. Dimana program ini, agar birokrasi pemerintahan Indonesia kedepannya menjadi profesional dan transparan.
“Semoga buku hasil karya Pak Azwr Anas bisa menjadi motivasi dan inspirasi untuk memberantas korupsi di birokrasi. Buku ini juga telah banyak memberikan pengetahun tentang reformasi birokrasi sesuai harapan bangsa Indonesia,” tandasnya. (Andreas Hutagalung)