PBB Bahas Agenda Konferensi Perubahan Iklim di Azerbaijan

Ibu Kota Azerbaijan menjadi tempat agenda Konferensi Para Pihak ke-29 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (COP29) yang diadakan oleh PBB (Photo: Ist)

Istanbul, Sinarpagibaru.com– Para pemimpin negara yang tergabung di PBB menggelar Konferensi Para Pihak ke-29 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (COP29). Konferensi tersebut akan diadakan di Ibu Kota Azerbaijan, Baku. Agenda pembahasan perubahan iklim ini dimulai dari Senin, 11 sampai 22 November 2024, salah satu yang tujuan yang dibahas adalah untuk mengatasi meningkatnya tantangan iklim.

Dalam keterangan resmi, PBB menyampaikan bahwa peningkatan suhu global sekarang ini telah mencapai rekor tertinggi. Dan peristiwa cuaca ekstrem yang sedang terjadi sekarang ini sangat berdampak pada masyarakat dunia. Agenda COP29 akan mempertemukan para pemimpin dari berbagai pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil untuk memajukan solusi konkret bagi isu yang menentukan zaman kita.

Baca Juga :  Ismail Haniyeh Tewas, Hamas Akan Terus Melakukan Perlawanan Terhadap Israel

“Fokus utama COP29 adalah pada keuangan, karena dibutuhkan triliunan dolar bagi negara-negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis dan melindungi kehidupan dan mata pencaharian dari dampak perubahan iklim yang semakin memburuk,” ungkap PBB.

Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) adalah perjanjian multilateral yang ditetapkan pada tahun 1992, menyusul laporan penilaian pertama oleh Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC). Tujuan utamanya adalah menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca untuk mencegah gangguan berbahaya akibat manusia terhadap sistem iklim.

Sejak mulai berlaku pada tahun 1994, UNFCCC telah berfungsi sebagai landasan bagi negosiasi iklim global, yang menghasilkan perjanjian penting seperti Protokol Kyoto pada tahun 1997 dan Perjanjian Paris pada tahun 2015. Saat ini, 198 Pihak berpartisipasi dalam pertemuan tahunan untuk menilai kemajuan dan membentuk tanggapan terhadap krisis iklim. (AH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *