PBB Kuatir Dengan Kehadiran Tentara Korea Utara di Rusia

Parade militer tentara Korea Utara (Photo: Ist)

Kanada, Sinarpagibaru.com-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkantor pusat di New York Amerika Serikat merasa kuatir terkait informasi keberadaan tentara Korea Utara yang saat ini berada di Rusia. Berdasarkan laporan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat LIoyd Austin, 11 ribu pasukan Korea Utara menggunakan peralatan dan seragam Rusia, sedang bergerak ke wilayah Kursk perbatasan Ukrania.

“Kemungkinan besar Rusia akan menggunakan pasukan Korea Utara dalam pertempuran di Ukrania,” ucap Austin dalam keterangan pers.

Miroslav Jenca, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Eropa, Asia Tengah, dan Amerika, pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mengatakan akan menindaklanjuti dengan keprihatinan serius laporan terbaru tentang personel militer Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) yang dikerahkan ke Federasi Rusia. Termasuk kemungkinan pengerahan mereka ke zona konflik.

Baca Juga :  WHO: Situasi Kemanusiaan di Gaza Tak Bisa Terbayangkan

Menyadari PBB tidak memiliki rincian tambahan, Jenca mengatakan pihaknya tidak dalam posisi untuk memverifikasi atau mengonfirmasi klaim atau laporan” mengenai pengerahan pasukan tersebut. Ia juga menyoroti konteks laporan yang meresahkan, dan mengatakan laporan itu menyusul tuduhan Korea Utara mentransfer perlengkapan militer. Serta rudal balistik dan peluru artileri, ke Rusia untuk kemungkinan digunakan dalam operasi militernya di Ukraina.

“PBB mendesak semua aktor terkait untuk menahan diri dari langkah apa pun yang dapat menyebabkan meluasnya dan meningkatnya perang di Ukraina. Dan sangat penting mematuhi resolusi Dewan Keamanan mengenai DPRK,” ucapnya dalam keterangan pers, Rabu (30/10/2024).

Ia mengatakan pertanyaan apakah kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia termasuk dalam resolusi ini merupakan masalah yang harus ditentukan oleh Dewan Keamanan.

Baca Juga :  NATO dan Ukraina memperkuat Kerja Sama Dalam Inovasi

“Seperti yang telah berulang kali kami peringatkan, lintasan perang yang berbahaya dan meningkat di Ukraina hanya akan menyebabkan penderitaan lebih lanjut, meningkatnya kerusakan, dan perpecahan geopolitik yang lebih dalam yang sama sekali tidak dapat kita tanggung,” katanya.

Memperhatikan serangan yang terus dilakukan Rusia terhadap Ukraina, Jenca mengatakan perang ini terus mengobarkan ketegangan dan perpecahan regional dan global. (AH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *