Rakor Inflasi, Mendagri Ingatkan Pemda untuk Waspadai Faktor Cuaca

Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang berlangsung secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (29/1/2024).

JAKARTA, Sinarpagibaru. Com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengingatkan pemerintah daerah (Pemda) untuk mewaspadai faktor cuaca yang berakibat pada kenaikan harga barang/jasa. Hal itu ditekankan Mendagri saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang berlangsung secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (29/1/2024).

“Mudah-mudahan tidak ada La Nina maupun El Nino, El Nino kemarau berkepanjangan yang memicu kebakaran hutan lahan. La Nina adalah uap air yang berlebihan, hujan yang berlebihan sehingga mengakibatkan banjir longsor dan lain-lain,” katanya.

Mendagri menjelaskan, prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada bulan Januari hingga April masih tetap berada di musim penghujan. Kemudian awal bulan Mei sampai September akan memasuki musim kemarau, dan antara bulan Oktober sampai Desember akan memasuki musim penghujan kembali. “Jadi ini polanya pola yang mirip dengan reguler season,” terangnya.

Guna mengantisipasi hal tersebut, Mendagri meminta Pemda untuk menjalin kerja sama dengan para stakeholder terkait, salah satunya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Aset yang dimiliki TNI baik di laut maupun udara, bisa dimanfaatkan oleh Pemda untuk membantu distribusi logistik akibat cuaca yang buruk.

Baca Juga :  Selamat Jalan Bang Faisal Basri

“Kita mohon dukungan dari TNI terutama untuk menghadapi cuaca, beberapa daerah yang mungkin ombak besar karena hujan dan lain-lain saat ini, ini memerlukan mungkin dukungan kalau kapal komersial dan milik pemerintah masyarakat kurang bisa untuk mempercepat distribusi transportasi logistik,” jelasnya.

Mendagri menambahkan, aset TNI seperti kapal Angkatan Laut (AL) bisa digunakan untuk membantu daerah-daerah terdampak inflasi akibat kelangkaan pangan. Ini terjadi terutama di daerah-daerah atau pulau-pulau terpencil yang komoditasnya mengalami kenaikan harga karena sulitnya distribusi.

“Saya kira ini tiga peran penting dari TNI, selain inisiatif sendiri, kerja sama dengan instansi terkait, dan yang ketiga adalah membantu dengan pemda untuk masalah distribusi di daerah-daerah yang kesulitan karena masalah cuaca,” ujarnya.

Di sisi lain, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menjadi perhatian di tingkat nasional terdiri dari bawang putih, beras, telur ayam ras, dan jagung. Adapun di masing-masing daerah memiliki kondisi spesifik kenaikannya sendiri di komoditas tertentu. Mendagri tak henti-hentinya mengingatkan Pemda untuk melakukan pengecekan ke lapangan.

Baca Juga :  Uji Publik RUU ASN di Semarang, Pemerintah Fokus Transformasi Manajemen ASN

“Jadi setiap daerah agar mengecek masing-masing dan kita akan cek juga apa yang dikerjakan daerah. Setiap rapat ini jangan selesai-selesai saja, tapi follow up, nanti kita akan terus lakukan evaluasi daerah mana yang trennya stabil terus naik, artinya naik terus di atas nasional pasti akan menjadi perhatian bagi kita. Tapi kalau ada upaya-upaya untuk menurunkan pasti juga akan ketahuan,” pungkasnya.

(Rls/Nvr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *