Jakarta, Sinarpagibaru.com-Zuhair Al-Shun Duta Besar (Dubes) Palestina menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang sangat banyak mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Pernyataan ini disampaikannya, saat bersilaturahmi ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Senin, (5/8/2024). Dan langsung diterima Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf beserta jajarannya.
“Saya mewakili rakyat Palestina meminta Indonesia agar mendesak dunia internasional segera menghentikan agresi militer Israel di Palestina. Secara khusus, saya juga meminta agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera menghentikan agresi dan invasi militer yang masih terjadi sampai hari ini,” ucap Dubes Palestina saat menyampaikan konferensi pers diruangan di Plaza PBNU.
Selain itu, Al-Shun juga menyampaikan sampai sekarang rakyat Palestina masih mengalami rasa takut dan trauma yang sudah begitu luar biasa akibat invasi militer Israel di negaranya. Bahkan, kata dia Israel sampai juga belum menunjukkan perubahan atau inisiatif untuk perdamaian.
“Negara kami siap untuk perdamaian dan Presiden Mahmud Abbas sudah berkali-kli mengatakan siap untuk bernegosiasi dengan Netanyahu untuk mengakhiri konflik ini dan perang ini,” tegasnya.
Oleh karena itu, tambah Al Shaun, Palestina meminta agar kekuasaan internasional segera mengakhiri pendudukan dan memperhatikan hak-hak rakyat Palestina yang memiliki hak untuk hidup dengan damai. Jika mengikuti media, kata Al Shun, mengenai pengeboman dan genosida, itu akan sulit percaya apa yang terjadi. Namun, jika melihat di lapangan, itu benar-benar terjadi. “Netanyahu dari Israel tampaknya ingin menciptakan atmosfer ketegangan dan ancaman territorial,” jelasnya.
Sementara itu, Yahya Cholil Staquf yang biasa disapa Gus Yahya mengatakan PBNU sudah tegas menolak segala bentuk kekerasan militer yang terjadi di Palestina. PBNU juga sudah menyerukan kepada internasional untuk segera menghentikan praktik pembunuhan terhadap masyarakat yang tidak berdaya. Sejauh ini, PBNU mendesak agar dunia internasional segera mengakui Presiden Mahmud Abbas sebagai pemimpin resmi Negara Palestina dan tidak ada yang boleh mengintervensinya.
Dalam waktu dekat ini, Gus Yahya akan melakukan beberapa program kampanye perdamaian untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Diantaranya, PBNU bakal melakukan dialog dengan pejabat negara, khususnya yang memiliki peran sebagai pengambil keputusan. Lalu, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pemimpin redaksi media cetak, online, TV dan Radio dan koresponden media asing.
“Diskusi dengan para pemimpin nredaksi media nanti memang sifatnya tertutup, tidak dipublikasikan. Namun setelah diskusi tersebut selesai, saya akan membuat konferensi pers kepada kawan-kawan pers, supaya media tahu apayang sedang diperjuangkan PBNU untuk mempercepat perdamaian konflik Israel-Palestina,” tandasnya. (AH)