JAKARTA, Sinarpagibaru.Com – Sambu Group bersama Yayasan Bahtera Dwipa Abadi (YBDA) meneruskan tradisi penuh makna berbagi kebahagiaan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Sambu Group dan YBDA membagikan biskuit Lebaran di sekitar lokasi usaha perusahaan, baik di Indragiri Hilir, Riau, maupun Jakarta. Biskuit Lebaran didistribusikan kepada masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya mulai akhir Maret hingga awal April 2024.
Lebih dari 15.000 kaleng biskuit Lebaran telah didistribusikan ke meliputi Kuala Enok, Pulau Burung dan Sungai Guntung yang berada di 6 kecamatan Indragiri Hilir, Riau serta di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Sebanyak 7.350 kaleng biskuit didistribusikan ke Kecamatan Kateman, Kecamatan Teluk Balengkong, dan Kecamatan Pelangiran. Sebanyak 2.880 kaleng diserahkan ke masyarakat Kecamatan Pulau Burung.
Sedangkan masyarakat di Kecamatan Tanah Merah terdistribusi sebanyak 5.640 kaleng biskut.
Untuk Kecamatan Kateman, serah terima biskuit secara simbolis dilakukan di Pelabuhan Laskar Melayu, Kecamatan Kateman, Indragiri Hilir, Riau pada Selasa, (2/4/2024) April.
H. Junaidi selaku Camat Kateman menyampaikan, “Terima kasih kepada Sambu Group dan YBDA yang setiap tahun konsisten berbagi biskuit Lebaran untuk masyarakat Kateman. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kepedulian seperti ini. Biskuit yang dibagikan ini merupakan bukti perhatian perusahaan kepada masyarakat Kateman. Karena biskuit ini bukan hanya sekedar biskuit, namun sebagai wujud jalinan silaturahmi perusahaan dengan masyarakat yang berjalan baik.”tuturnya Junaidi.
Sebelumnya telah dilakukan penyerahan simbolis lebih dari 100 kaleng biskuit kepada warga di Penjaringan, Jakarta Utara, pada Kamis, 28 Maret 2024. Sedangkan untuk penyerahan di Pulau Burung dilakukan pada tanggal 4 April 2024. Hadir dalam kegiatan tersebut Rajali, S.E selaku Sekcam Pulau Burung. Untuk Kecamatan Tanah Merah, penyerahan simbolis biskuit Lebaran diberikan kepada Zidan, Ketua RW Batam Lestari dilakukan pada tanggal 4 April 2024.
“Penyaluran biskuit Lebaran merupakan komitmen Sambu Group dan YBDA yang menargetkan masyarakat sekitar perusahaan,”ujar A. Ginting selaku Humas Sambu Group.
Dengan berbagi biskuit Lebaran ini kami berharap bisa berbagi kebahagiaan dengan masyarakat dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sebagian besar masyarakat kita merayakan Lebaran dengan biskuit. Karena 1 kaleng biskuit akan bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga, lanjut A. Ginting.
Pemberian tali kasih ini tak terasa telah memasuki usia lebih dari 35 tahun semenjak dimulai pada tahun 1988. “Pembagian biskuit Lebaran ini diupayakan sampai ke target sasaran. Dan tentunya sudah berkoordinasi dengan semua unsur yang terlibat, baik pimpinan Kecamatan, Desa, serta tokoh masyarakat,” terang Tua H. Hutabarat, selaku Foundation Operation Manager YBDA.
Semoga pembagian biskuit Lebaran ini dapat membawa kebahagiaan bagi masyarakat sekitar, terlebih dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Sekaligus menguatkan tali silaturahmi antara masyarakat sekitar dengan perusahaan. “Akhir kata, semoga penyaluran biskuit ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan berkah untuk semuanya, terutama dalam merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H,” tutup Tua H. Hutabarat.
Sambu Group Didirikan pada tahun 1967 oleh Tay Juhana, PT Pulau Sambu merupakan perusahaan yang bergerak di bisnis pengolahan kelapa. Memiliki tiga pabrik yang tersebar di Provinsi Riau—PT Pulau Sambu di Kuala Enok (1967), PT Pulau Sambu di Guntung (1983), dan PT Riau Sakti United Plantations (1993)—Sambu Group berusaha menciptakan industri kelapa ke level lebih tinggi melalui pengembangan sistem yang berbeda dari yang pernah ada sebelumnya.
Sambu Group berhasil mengintegrasikan petani kelapa lokal Indonesia dengan pasar. Petani kelapa menjadi entitas yang tak terpisahkan secara sosial dengan perusahaan. Sebagai pelopor industri kelapa, Sambu Group berusaha mengembangkan inovasi produk berbasis kelapa melalui merek KARA. Usaha Sambu Group mengakomodir kebutuhan kelapa untuk industri bersinergi dengan masyarakat dan lingkungan untuk menghadirkan inklusifitas sosial, konservasi lingkungan hidup, dan stabilitas ekonomi bagi bisnis dan masyarakat disekitar.
Salah satu prinsip Sambu Group, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan sosial ekonomi petani kelapa Indonesia. Upaya ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur, penyelenggaraan berbagai kegiatan religi hingga program pendidikan masyarakat di sekitar industri. Membeli produk Sambu Group dengan merek KARA turut berkontribusi untuk kesejahteraan dan kehidupan petani kelapa Indonesia yang lebih baik.
Yayasan Bahtera DwipaAbadi
Berdiri pada tahun 1991, Yayasan Bahtera DwipaAbadi (YBDA) dibentuk oleh Tay Juhana, yang juga merupakan pendiri Sambu Grup. Sambu Grup adalah pelopor dalam industri kelapa global dan secara luas dikenal sebagai salah satu perusahaan kelapa terintegrasi terbesar di dunia yang beroperasi di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, Indonesia.
Indragiri Hilir saat ini merupakan salah satu daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia dan secara signifikan berkontribusi untuk memastikan reputasi negara sebagai salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia.
Dikenal dengan sebutan “Tanah Seribu Parit”, masyarakat Indragiri Hilir sangat bergantung pada kebun kelapa sebagai sumber utama pendapatan rumah tangga mereka.
Terletak di pantai timur daratan Sumatera, pemandangan alam wilayah ini sangat unik dan didominasi oleh kombinasi lahan basah, dataran rendah dan dataran datar. Kondisi geografisnya mengharuskan masyarakat setempat untuk menggunakan perahu sebagai moda transportasi utama mereka, sehingga untuk penyediaan air bersih dan listrik untuk para petani dan masyarakat serta menyediakan akses fasilitas pendidikan dan kesehatan di desa-desa setempat bisa sangat menantang.
Sebagai organisasi nirlaba, YBDA berkomitmen untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dan semangat yang diwariskan oleh pendirinya untuk selalu memberikan kontribusi kepada masyarakat dimana YBDA dan Sambu Grup beroperasi untuk memberi manfaat bagi seluruh masyarakat di ekosistem kelapa mulai dari petani lokal, industri karyawan dan masyarakat secara luas.
(Hn/Dwi)