Selamat Jalan Bang Faisal Basri

Faisal Basri (Photo: Istimewa)

Jakarta, Sinarpagibaru.com- Tadi pagi, grup-grup WA dan media sosial diramaikan kabar duka cita atas meninggalnya Faisal Basri. Sosoknya  dikenal sebagai pemikir ekonomi yang memiliki gagasan kritis. Beliau meninggal pada Kamis 5 September 2024, tutup usia 65 tahun, pada pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta. Rumah Duka Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan dan Info pemakaman, berangkat sekitar Ba’da Ashar dari mesjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

Faisal Basri adalah lulusan SMA Negeri 3 Jakarta. Setelah lulus, dia melanjutkan jenjang pendidikannya menjadi mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan di Universitas Indonesia (UI). Sejak di dunia kampus, dia sudah dikenal mahasiswa kritis dan aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus. Pada saat pemerintahan orde baru (Orba) menerapkan kebijakan Normalisasi Kegiatan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK, dia salah satu mahasiswa yang terlibat menolak. Karena kebijakan tersebt dinilai mengekang demokrasi di dunia kampus.

Setelah menamatkan ilmu ekonomi di UI, Faisal Basri melanjutkan pendidikannya ke Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat dan pada 1988 dia meraih gelar Magister of Arts (MA). Tak lama kemudian ia menjadi dosen di kampus almamaternya, menjadi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di UI. Diantara mata kuliah yang diajarkan mulai dari Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi pembangunan, hingga Sejarah Pemikiran Ekonomi dari tahun 1981 sampai sekarang.

Kemudian, dia juga diminta pengajar di Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia dari tahun 1988 sampai sekarang. Karirnya sebagai pengajar pun melejit di dunia kampus.

Baca Juga :  Ikuti Sidang Kabinet Paripurna Perdana di IKN, Menteri AHY Kagumi Kemegahan Istana Garuda

Faisal Basri pernah didapuk menjabat posisi penting di dunia kampus. Diantaranya, Ketua Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan (ESP) FEB UI (1995-1998), Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003), Pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000). Sekadar tahu, Faizal Basri adalah lelaki berdarah Batak Mandailing bermarga Batubara anak dari Hasan Basri Batubara. Dia masih memiliki satu darah atau keponakan Adam Malik Wakil Presiden RI di era Presiden Soeharto.

Dikalangan dunia kampus dan aktivis, Faisal Basri dikenal sosok rendah hati dan memiliki sahabat lintas profesi. Dia sering diminta menjadi narasumber diskusi dan seminar. Analisis pemikirannya sangat tajam dan tidak pernah takut mengkritik pedas pemerintah, apabila ada kebijakan politik ekonomi yang melenceng dari UUD 1945.

Faisal Basri lahir pada 6 November 1959 di Bandung. Walau selalu bersikap kritis, ia pernah menggeluti dina politik praktis dan pemerintahan. Faisal dikenal salah satu pendiri Majelis Amanah Rakyat (MARA) yang kemudian hari  menjadi Partai Amanat Nasional (PAN) saat awal reformasi. Dia juga  Faisal Basri juga pernah ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal PAN pertama pada 1998 sampai tahun 2000.

Karena terjadi perbedaan politik di internal partai, pada 2001, Faisal memutuskan mundur dari jabatannya dari Sekjen PAN. Lalu bersama teman-teman aktivisnya mendirikan organisasi Pergerakan Indonesia dan pernah menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional sejak Kongres I pada 2004-2010. Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012, dia didukung teman-temannya maju calon gubernur lewat jalur independen. Namun keberuntungan politik belum memihak, karena kalah dari pasangan calon (paslon) Fauzi Wibowo, Joko Widodo dan Hidayat Nur Wahid.

Baca Juga :  Kementerian PANRB dan Paguyuban Bahas Konkret Penerapan UU ASN

Selama perjalanan hidupnya, pikiran dan tenaga Faisal sangat dibutuhkan pemerintah. Diantaranya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah memintanya menjadi menjadi tim ahli Satuan Tugas (Satgas) tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Tim ini dibentuk untuk menindaklanjuti dugaan transaksi janggal Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pada 2023.

Faisal Basri adalah sosok yang akrab dengan teman-temannya. Aktivis, mahasiswa dan wartawan biasa menyapanya bang Faisal. Dia juga dikenal tidak pelit membagikan ilmu pemikiran ekonominya dan menempatkan pemikir ekonomi kritis di negara ini. Terakhir, dia mengkritik kebijakan Presiden Jokowi terkait program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang akan memotong gaji karyawan 2,5 persen per bulan. Dia menilai kebijakan program itu akan membuat miskin masyarakat, ditengah daya beli sedang turun. (AH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *