Cina,Sinarpagibaru.com– Negara China akan memamerkan hasil karya persenjataan militernya dengan meluncurkan pesawat jet siluman J-35A berukuran sedang. Karakter pesawat tempur ini memiliki khas sistem senjata rudal permukaan-ke-udara HQ-19. Serta kendaraan udara pengintaian serang baru. Peluncuran jet tempur siluman akan dilakukan selama Airshow Cina yang akan diadakan pada 12 sampai 17 November di kota Zhuhai, Cina selatan.
Presiden Cina Xi Jinping mengatakan sangat bangga dan memuji atas terciptanya pesawat jet tempur siluman J-35A. Ia menilai, pesawat ini nantinya akan memperkuat sistem pertahanan negara Cina yang kuat dan modern. Hal ini disampaikannya saat melakukan inspeksi Angkatan Udara Cina di Provinsi Hubei Tengah, Senin (4/11/2024).
Selain itu, XI Jinping mengatakan angkatan udara Cina memainkan peran yang sangat penting dalam sistem kekuatan dan sistem tempur militer di negaranya. Serta membantu memperkuat angkatan darat, menerapkan pedoman strategis, (memenuhi) persyaratan transformasi dan pembangunan Angkatan Udara.
“Termasuk memperkuat pelatihan dan persiapan secara komprehensif, meningkatkan kemampuan tempur udara, dan berusaha membangun kekuatan udara modern yang kuat,” kata Xi Jinping, yang juga merupakan ketua Komisi Militer Pusat Tiongkok.
Sebelumnya, selama inspeksi terhadap brigade Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat di provinsi Anhui timur, Xi Jinping telah meminta pasukan untuk memperkuat kesiapan mereka untuk perang. Hal ini merupakan praktik standar bagi pemimpin Tiongkok untuk mengunjungi markas militer saat ia melakukan kunjungan ke provinsi. Atau daerah otonom mana pun di Tiongkok yang memiliki militer terbesar kedua di dunia.
Penekanan Xi Jinping pada penguatan angkatan udara muncul saat Tiongkok secara teratur menerbangkan pesawat militer di sekitar Taiwan, yang diklaimnya sebagai “provinsi yang memisahkan diri.” Taipei mengatakan pada Selasa lalu, bahwa mereka mendeteksi 20 pesawat militer Tiongkok dan 6 kapal angkatan laut yang beroperasi di sekitar negara kepulauan itu. Tiongkok tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menyatukan kedua sisi Selat Taiwan sementara Taipei bersikeras pada kemerdekaannya sejak 1949. (AH)