Jakarta, Sinarpagibaru.com-Pengurus Komisariat (PK) Serikat Pekerja Sandang GARTEKS PT. KAHO Indonesia Citra Garmen afiliasi Federasi Serikat Buruh Federasi Serikat Buruh Garmen, Kerajinan, Tekstil, Kulit dan Sentra Industri afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FSB GARTEKS KSBSI) resmi menggelar Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) ke 3. Acara diadakan di Hotel Taman Bukit Palem Resort, Kabupaten Bogor Jawa Barat , (24-25 Mei 2025).
Pada pembukaan MUSNIK ke 3, ini dihadiri Ary Joko Sulistyo Sekretaris Jenderal DPP FSB GARTEKS KSBSI, Tri Pamungkas Ketua Bidang Konsolidasi DPP FSB GARTEKS KSBSI, Yumana Sagala Ketua DPC FSB GARTEKS KSBSI serta jajaran pengurus dan anggota PK Serikat Pekerja Sandang Garteks.
Herna Manik sebagai ketua panitia, dalam kata sambutannya menyampaikan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas suksesnya MUSNIK ke 3 Serikat Pekerja Sandang GARTEKS. Ia mengungkapkan, peran Serikat Pekerja Sandang GARTEKS telah banyak berperan memperjuangkan hak buruh di PT. KAHO Indonesia Citra Garmen.
“Saya berharap Yumana Sagala yang kembali terpilih menjadi Ketua PK Serikat Pekerja Sandang GARTEKS PT. KAHO Indonesia Citra Garmen periode 2025-2030, bisa menjadikan organisasi buruh yang militan dan cerdas, dalam membela kepentingan buruh di perusahaan.,” ujarnya.
Sementara itu, Yumana juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota PK Serikat Pekerja Sandang-Garteks PT. KAHO Indonesia Citra Garmen yang kembali mempercayainya sebagai ketua. Ia meminta, agar pengurus yang terpilih bisa konsisten menjalankan roda organisasi dan memperjuangkan hak buruh. Sebagai pemimpin serikat buruh, Yumana juga siap menerima saran dan kritik.
“PK Serikat Pekerja Sandang GARTEKS PT. KAHO Indonesia Citra Garmen harus menjadi serikat buruh yang demokratis. Tidak boleh mengekang demokrasi jika ada anggota yang menyampaikan pendapat,” ujarnya.
Ia juga membeberkan, bahwa tantangan buruh saat ini semakin banyak ancaman. Setiap waktu buruh bisa ter-PHK, akibat hadirnya teknologi digitalisasi, otomatisasi dan robotisasi. PK Serikat Pekerja Sandang-Garteks PT. KAHO Indonesia Citra Garmen juga harus mampu memperjuangkan anggotanya menjadi pekerja tetap di perusahaan.
“Menjadi aktivis serikat buruh jangan hanya sekadar menjadi penonton saja. Kita harus terus belajar, supaya menjadi cerdas dan militan. Tetap mempelajari perkembangan regulasi dan kebijakan dunia ketenagakerjaan, baik secara global dan nasional,” imbuhnya.
Heru perwakilan DPC FSB GARTEKS KSBSI Jakarta mengungkapkan MUSNIK ke 3 yang digelar ini sebagai ajang konsolidasi. Karena itu, perjuangan PK Serikat Pekerja Sandang-Garteks PT. KAHO Indonesia Citra Garmen tidak boleh kendur semangatnya untuk kedepannya.
“Kita harus lebih solid, terutama dalam memperjuangkan hak buruh di lingkungan perusahaan,” jelasnya.
Kata Heru, sudah banyak juga telah diperjuangkan PK Serikat Pekerja Sandang-Garteks PT. KAHO Indonesia Citra Garmen diluar perusahaan. Seperti melakukan aksi bantuan sosial kepada masyarakat tidak mampu dan membela kemerdekaan Negara Palestina.
“Gerakan serikat buruh jangan dilihat mayoritas atau minoritas. Namun sejauh mana gerakannya bermanfaat untuk buruh dalam memanusiakan manusia,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Ary Joko Sulistyo, ia menyampaikan ucapan selamat kepada Yumana Sagala yang terpilih kembali menjadi Ketua PK Serikat Pekerja Sandang-Garteks PT. KAHO Indonesia Citra Garmen. Ia menegaskan, beban dan tanggung jawab pemimpin serikat buruh itu tidak gampang. Nah, jika pemimpin buruh menghadapi masalah buruh, ia menyarankan agar tidak menyerah.
“Setiap masalah harus dihadapi. Karena tugas seorang pemimpin buruh harus mampu menyelesaikannya. Supaya kita menjadi pemimpin yang dewasa dalam berpikir dan bertindak,” ungkapnya.
Ary Joko tak membantah, bahwa dampak resesi global sekarang ini sangat berdampak pada perusahaan industri garmen dan tekstil. Lalu, pengusaha melakukan relokasi perusahaan yang ada di Jabodetabek, Banten dan Jawa Barat ke daerah Jawa Tengah. Sehingga, banyak buruh yang terpaksa ter-PHK. Alasan pengusaha garmen melakukan relokasi, karena wilayah tersebut, kebijakan upah buruhnya masih rendah.
“Maka disinilah tugas kita sebagai aktivis buruh untuk menjawab tantangan ini. Saya berharap kepada kawan-kawan jangan pernah putus asa ketika berjuang di serikat buruh,” tandasnya. (Andreas Hutagalung)
Tinggalkan Balasan