Turki, Sinarpagibaru-Proses perundingan kedua perdamaian dua Negara Ukrania-Rusia yang difasilitasi Negara Turki membuahkan hasil yang positif. Pada Senin lalu, delegasi kedua negara yang sedang berperang tersebut melakukan pertemuan di Istana Ciragan Istanbul.

Hasil kesepakatan perundingan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk menukar lebih banyak tawanan perang dan mengembalikan jenazah 6.000 tentara dari masing-masing pihak. Selama perundingan, Rusia dan Ukraina bertukar dokumen yang menguraikan visi masing-masing tentang kesepakatan damai. Namun, Rusia bersikeras untuk membagikan drafnya pada perundingan itu sendiri, meskipun Kyiv telah memberikan drafnya kepada pihak Rusia sebelum perundingan.

Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha dalam pernyataan di X, mengatakan bahwa Moskow tidak menanggapi dokumen perdamaian. Serta mengklaim bahwa hal tersebut telah diangkat selama perundingan. Tapi pihak Rusia tidak memberikan pertimbangan apa pun selama pertemuan maupun setelahnya.

“Kami menuntut balasan Rusia. Sampa hari ini mereka diam membuktikan keinginan mereka untuk melanjutkan perang. Kami menyambut baik kesepakatan pertukaran tahanan. Namun mungkin ada hasil yang jauh lebih nyata di semua bidang jika Rusia membalas sikap konstruktif Ukraina,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa Rusia sejauh ini menolak format apa pun untuk gencatan senjata. Dimana, menurutnya merupakan alasan yang cukup bagi mitra kami untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia.

“Kita harus mengakhiri pembunuhan. Dan jika pertemuan saat ini gagal menghasilkan hasil seperti itu dan memajukan perdamaian, semakin jelas bahwa pertemuan para pemimpin diperlukan,” tandasnya. (AH/red)