2 Jurnalis Perempuan Tewas di Kurdistan Irak Akibat Serangan Drone

Ilustrasi pesawat Drone (Photo: Ist)

Belgia,Sinarpagibaru.com-Pada Jumat 23 Agustus 2024, sebuah mobil yang membawa beberapa personel awak media dari Sterk TV, milik Perusahaan Media Chatr mengalami insiden saat sedang menjalankan tugas peliputan. Mobil tersebut diduga mendapat serangan dari pesawat tak berawak (Drone) milik Turki di daerah jalan yang menghubungkan kota Sulaymaniyah dan distrik Said Sadiq Negara Irak.

Akibat serangan drone ini menewaskan 2 jurnalis perempuan, Gulistan Tara dan Hero Bahadin, serta enam krum media lainnya. Sementara, rekan mereka, jurnalis Rêbîn Bekir, terluka dalam serangan tersebut. Insiden penyerangan ini bukan yang pertama kali. Namun sebelumnya pernah terjadi dan menargetkan para pekerja awak media di wilayah Kurdistan.

Pada 8 Juli 2024, kendaraan yang membawa awak media Çira TV dibom oleh drone di Sinjar di Irak utara. Reporter Murad Mirza Ibrahim termasuk menjadi korban. Mereka menderita luka serius dan 3 hari kemudian mereka meninggal. Rekannya, jurnalis perempuan Mydia Hussen, ikut terluka dalam serangan yang sama.

Baca Juga :  20 WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar Telah Dibebaskan

Sindikat Jurnalis Kurdistan Cabang Sulaymaniyah mengutuk keras kejahatan yang menyebabkan kematian Gulistan Tara dan Hero Bahadin serta mengakibatkan jurnalis Rêbîn Beki terluka. Mereka menyerukan kepada pemerintah daerah Kurdistan dan pemerintah Irak untuk mengerahkan upaya maksimal. Baik melalui diplomasi atau cara lain yang tersedia, untuk memberikan tekanan pada pemerintah Turki. Guna mencegah pelanggaran yang dilakukan oleh tentara Turki terhadap jurnalis dan warga sipil.

Sementara itu, Anthony Bellanger Sekretaris Jenderal International Federation Journalists (IFJ) menyerukan kepada pihak berwenang kedua negara untuk segera melakukan penyelidikan atas pembunuhan kedua jurnalis tersebut. Serta membawa pelakunya ke pengadilan. Pasalnya, pembunuhan 2 jurnalis di Sulaymaniyah mencerminkan bahaya ekstrem yang dihadapi jurnalis yang bekerja di zona konflik.

Baca Juga :  ILO: Jumlah Kaum Muda Yang Tidak Sekolah Secara Global Sangat Memprihatinkan

“Kami berharap insiden tragis ini akan meningkatkan kesadaran internasional mengenai risiko yang dihadapi jurnalis dan mengarah pada upaya untuk memberikan mereka perlindungan yang diperlukan,” tandasnya. (AH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *