Industri Rayon di Isukan Negatif oleh LSM Asing, JPIP: Pemerintah Harus Lakukan Penyidikan

JAKARTA, Sinarpagibaru.com – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan kementerian terkait harus terus berupaya
melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga dan mendorong pengembangan industri manufaktur di Indonesia. Di antaranya konsistensi kebijakan hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, pemerataan, kesempatan berusaha serta penguatan struktur
industri nasional. Hilirisasi juga meningkatkan peluang tersedianya lapangan pekerjaan baru di Indonesia.

Industri rayon dan Industri tekstil berbasis rayon akan menjadi industri andalan Indonesia dimasa depan, karena Indonesia akan menjadi pemain industri rayon berskala besar yang menguasai tekstil dunia yang dapat membangun industri hulu sampai kepada industri hilir dan menguasai perdagangannya yang berskala global secara utuh Industri rayon Indonesia yang terus melakukan pengembangan yang berkelanjutan dan
dipersiapkan menjadi industri manufaktur andalan dan ramah lingkungan sehingga saat ini sudah mempunyai posisi dan peranan yang strategis di Indonesia, adalah PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang pabrik nya berlokasi di Sumatera Utara.

“Kehadiran PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Kawasan Danau Toba telah dan akan semakin
memberikan kontribusi yang semakin besar perekenomian di Indonesia utamanya bagi
masyarakat Kawasan Danau Toba dan,” hal ini di sampaikan Ir Lintong Manurung MM, Ketua
Umum Jaringan Pemerhati Industri dan Perdagangan (JPIP), Jakarta Kamis (20/10/2023).

Baca Juga :  Laju Deforestasi Indonesia Tahun 2021-2022 Turun 8,4%

Lebih lanjut ia menyampaikan, Posisi strategis dari pengembangan TPL sebagai industri pulp yang dikonversi menjadi rayon, akan menjadi bahan baku untuk industri tekstil dan industri fashion yang dibutuhkan oleh 8,4 milyar penduduk dunia. Tekstil yang berbasis rayon akan menjadi komoditi andalan di pasar global dimasa yang akan datang karena sifatnya fisik yang ramah lingkungan (mudah terurai menjadi tanah), nyaman dipakai dan ekonomis. Berbeda dengan polyester yang kurang ramah lingkungan & menghasilkan mikroplastik dan kapas yang merupakan budidaya nya rakus air dan komoditas yang cukup mahal.

“Posisi strategis Indonesia yang terletak di daerah tropis dapat menghasilkan produk-produk kayu yang dikelola melalui Hutan Tanaman Industri yang baik akan menghasilkan kayu dengan kapasitas produksi dan produktivitas yang lebih tinggi serta harga yang sangat bersaing dengan produk-produk kayu dari negara-negara lain penghasil rayon,” ujarnya.

Industri tekstil berbasis rayon Indonesia akan menjadi industri andalan dimasa depan dan Indonesia akan menjadi pemain bisnis global di bidang industri rayon dan industri tekstil berbasis rayon ini.

“Kita berkesempatan membangun industri hulu sampai dengan industri hilirnya secara utuh untuk mensuply kebutuhan pasar dunia,” ungkap lintong.

Baca Juga :  Kementerian PANRB Raih Opini WTP Kesembilan Secara Berturut-Turut

Lanjut lintong, pengembangan industri rayon yang berskala besar yang dilakukan oleh PT TPL, dimana pengembangan industri rayon ini merupakan ancaman bisnis rayon bagi kompetitor di pasar global. Hal ini bisa kita lihat banyaknya isu-isu negatif yang dilancarkan oleh LSM asing Terhadap PT TPL terkait lingkungan hidup, pencemaran dan informasi negatif lainnya, yang di diduga ditengarai oleh kompetitor luar asing
yang tidak senang dengan bekembangnya industri manufaktur nasional dibidang rayon di
indonesia.

Lintong berharap, Pemerintah harus segera melakukan verifikasi penyelidikan kepada kelompok kelompok organisasi yang melakukan agitasi kepada masyarakat, yang telah menyampaikan isu isu negatif terkait keberadaan PT TPL di sekitar Danau Toba.

(Ridwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *