Mendagri: ASN BerAKHLAK Harus Menjadi Agen Perubahan bagi Organisasi

Menteri Muhammad Tito Karnavian saat memberikan Piagam kepada Eleson I yang berprestasi di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, Selasa (14/11/2023).

JAKARTA, Sinarpagibaru com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan budaya kerja Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) harus menjadi agen perubahan bagi organisasi. Mendagri menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan pada acara Kemendagri BerAKHLAK Awards di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, Selasa (14/11/2023).

“Siapa agen-agennya? [Yaitu] mereka [yang] memiliki pengaruh di masyarakat, pengaruh terhadap bangsa ini dan mereka memiliki kemampuan untuk menjadi agen itu, di antaranya adalah ASN yang jumlahnya empat juta. Kalau rakyat kita jumlahnya 270 juta, populasi nomor 4 terbesar di dunia, maka yang perubahan harus dimulai dari titik 4 juta,” katanya.

Mendagri menjelaskan, dari sekitar 4 juta ASN di Indonesia, sebagian besar berada di tingkat pemerintah daerah (Pemda). Kemendagri dengan personel kurang lebih 5.000 orang mempunyai peran strategis dalam melakukan pembinaan konsep BerAKHLAK terhadap ASN di tingkat Pemda. Jumlahnya kurang lebih 2-3 juta orang di 38 provinsi, 98 kota, dan 416 kabupaten.

Baca Juga :  Apresiasi Inflasi Oktober Terkendali, Mendagri Minta Kepala Daerah Tidak Terlena

“Tentu tidak ada perubahan, apalagi yang besar, tanpa melibatkan massa yang besar, tanpa adanya agen perubahan, itu kunci. Ilmu di mana pun juga tentang perubahan pasti akan memerlukan agent of change. Tanpa ada agent of change, agen perubahan, maka akan sulit dilakukan perubahan itu. [Untuk itu], maka harus diciptakan agen-agen itu,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, BerAKHLAK adalah sebuah konsep, yang akan sia-sia apabila tidak bisa diejawantahkan. Sebagai sebuah konsep, tentunya BerAKHLAK tidak dapat menyelesaikan semua masalah ibarat peluru perak (silver bullet). Adapun peluru perak (silver bullet) merupakan istilah yang berarti solusi jitu yang dianggap dapat menyelesaikan semua persoalan rumit.

Untuk itu, kata Mendagri, dalam implementasi konsep BerAKHLAK ini perubahan menjadi faktor penting, baik di tingkat individu maupun di tingkat sistem. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan organisasi yang baik dan sehat, yaitu organisasi yang mampu mengakomodir tercapainya tujuan organisasi dan kepentingan masing-masing individu.

“Tujuan organisasi adalah tujuan bersama. Tujuan organisasi Kemendagri adalah melaksanakan tugas pokok fungsi untuk melaksanakan stabilitas politik dan pemerintahan dan kemudian melayani pemerintahan daerah, pembina dan pengawas pemerintahan daerah. Itu yang paling utama, tujuan ini harus tercapai,” jelasnya.

Baca Juga :  Perkuat Sinergisitas Pusat dan Daerah, Ditjen Bina Adwil Kemendagri Harap Gubernur Optimalkan Peran GWPP

Karena itu, Mendagri menekankan, kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki sisi personal ASN menjadi penting. Apalagi para ASN menerima informasi atau pengetahuan tentang konsep BerAKHLAK dengan berbagai variabelnya, yang intinya adalah mengubah mental dan moral personal. “Ini ya harus menyesuaikan juga dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain. Ada pulling factor, pushing factor, [karena] setiap orang punya interest untuk masuk organisasi,” pungkasnya.

(Rls/Nvr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *