Mahasiswa Unida Kembangkan Inovasi “Sarung Perak” Bersama Masyarakat Desa Cibanon

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer, Universitas Djuanda

KAB. BOGOR, sinarpagibaru.com – Sebanyak 10 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer, Universitas Djuanda, telah terjun ke Desa Cibanon, Kecamatan Sukaraja Kabupaten, Bogor. Mereka menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) selama sekitar 40 hari.

Kehadiran mereka mendapatkan sambutan hangat pemerintah desa dan jajaran, serta masyarakat setempat. Hal ini tidak lepas dari misi mulia mahasiswa untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan sentuhan inovasi bertajuk “SARUNG PERAK (Bersatu Raih Untung, Perkuat Ekonomi Rakyat)”.

Untuk memastikan program tersebut berjalan, mahasiswa telah melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai pihak. Hari ini, gabungan mahasiswa dua program studi : Sains Komunikasi dan Administrasi Publik, itu mengunjungi kediaman Nurhaida.

Warga di Kampung Ciangsana RT 01 RW 04 Desa Cibanon, itu memproduksi cemilan kacang goreng dan kripik pisang. “Kami menggali tantangan yang dihadapi Bu Nurhaida. Kami berharap, dengan momentum KKN ini dapat membantu usahanya dengan batasan kapasitas yang kami miliki,” kata Sekartrikusuma dan Ruben, perwakilan mahasiswa, di sela-sela pertemuan Senin (31/07).

Baca Juga :  Kantor BPN Depok Fokus Rampungkan Digitalisasi Data Pertanahan

Dari asesmen awal, diketahui Nurhaida dan sang suami memproduksi kacang goreng dan kripik pisang hanya iseng. Hasil buah tangan ini dijual ke warung-warung. Namun, alhamdulillah berawal dengan keisengan, Nurhaida bisa terus mengembangkan produknya.

Tak terasa, usaha ini terus berkembang. Pasangan ini bahkan berhasil melakukan pengiriman ke luar Desa Cibanon sudah berjalan kurang lebih 5 tahun.

Namun, selama usaha itu berjalan Ibu Nurhaida mengalami beberapa kendala salah satunya yaitu mencari bahan baku yaitu pisang kepok, untuk mendapatkan bahan baku tersebut Ibu Nurhaida harus memesan terlebih dahulu dan harus menunggu tergantung dari pemasok pisang.

Baca Juga :  BPN Kota Depok Terima Penghargaan Tertinggi dari Ombudsman RI

“Usaha ini sudah berjalan kurang lebih sudah 5 tahun, banyak kendala juga neng selama saya membangun usaha ini. Salah satunya yaitu mencari pisang kepok bahan baku utama dari kripik pisang, kita harus pesen dulu ke pemasok baru nanti pemasok ngirim ke kita. Jadi, ga tentu neng bahannya,” ucapnya.

Semoga dengan hadirnya mahasiswa KKN di Desa Cibanon dapat membantu dan mengembangkan kebutuhan dari para UMKM.

(Hn/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *